Sunday, 21 October 2018

Analisis Proses Perubahan PT PUSRI menggunakan Teori Kurt Lewin



Analisis Proses Perubahan Perusahaan

Teori Kurt Lewin

PT. PUSRI


Model Perubahan Kurt Lewin

Kurt Lewin (1951) mengembangan model perubahan terencana yang disebut force-field model yang menekankan kekuatan penekanan. Model ini dibagi dalam tiga tahap, yang menjelaskan cara-cara mengambil inisiatif, mengelola dan menstabilkan proses perubahan, yaitu: unfreezing, changing atau moving dan refreezing.



FASE I PENCAIRAN (UNFREEZING)

            Pencairan merupakan tahap pertama yang fokus pada penciptaan motivasi untuk berubah. Pencairan merupakan usaha perubahan untuk mengatasi resistensi individual dan kesesuaian kelompok. Proses pencairan merupakan adu kekuatan antara faktor pendorong dan faktor penghalang bagi perubahan status quo. Pencairan dimaksudkan agar seseorang tidak terbelenggu oleh keinginan untuk mempertahankan status quo dan bersedia membuka diri.



Masalah utama dalam industri pupuk adalah distribusi, sehingga ketika distribusinya bermasalah, maka terjadi kelangkaan. Produsen menilai tidak maksimalnya penyerapan pupuk organik bersubsidi selama empat tahun terakhir di sebabkan oleh faktor kenaikan harga jual, kebiasaan petani yang sulit diubah, dan minimnya upaya promosi.

Persaingan industri pupuk semakin ketat, karena banyak pabrik baru di luar negeri diuntungkan degan harga gas yang lebih murah sehingga harga mereka lebih kompetitif. Produsen menilai tidak maksimalnya penyerapan pupuk organik bersubsidi di sebabkan oleh faktor kenaikan harga jual, kebiasaan petani yang sulit diubah dan minimnya upaya promosi.

Kondisi empat pabrik tersebut rata-rata usianya 35 tahun ke atas, idealnya usia pabrik pupuk maksimal 20 tahun. Infrastuktur yang minim sehingga terkendala dalam pemasaran pada pupuknya. Pedangkalan alur sungai musi. Minimnya infrastruktur di Pelabuhan Boom Baru.

                                   

FASE II MENGUBAH (CHANGING ATAU MOVING)

            Changing atau moving merupakan tahap pembelajaran di mana karyawan diberi informasi baru, model perilaku baru, atau cara baru dalam melihat sesuatu. Tujuannya adalah membantu karyawan dalam mempelajari konsep atau titik pandang baru.



1.      Perubahan Nama

PT Pupuk Sriwidjaja atau PT Pusri (Persero) resmi berganti nama menjadi PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai nama induk perusahaan pupuk yang baru, menggantikan nama PT Pusri (Persero). PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) yang membawahi 10 perusahaan termasuk PT Pupuk Sriwidjaja Palembang  tetap menggunakan brand dan merk dagang Pusri.



2.      Perubahan Logo

Perubahan logo perusahaan dari PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) menjadi PT Pupuk Indonesia (Persero) dengan logo pupuk Indonesia Holding Company, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM No AHU-17695.AH.01.02 tahun 2012, 5 April 2012. Sementara nama dan logo baru tersebut telah terdaftar merek dagang; D0021217169-16 April 2012, yang diresmikan tanggal 18 April 2012.



3.      Perubahan Kemasan
Perubahan kemasan yang dilakukan oleh PT. Pusri yaitu dengan mengubah karung atau kemasan pupuk urea Pusri menjadi pupuk urea Indonesia.

1.      Perubahan Ukuran kemasan
Inovasi ukuran kemasan kantong pupuk Urea & NPK yaitu yang sebelumnya hanya tersedia 50 Kg dan kemasan ritel dengan ukuran 1 Kg, 5 Kg, 10 Kg & 25 Kg.

2.      Perubahan Struktur Kepemilikan Saham
PT Pupuk Indonesia (persero) merupakan pemegang saham utama dan pengendali Pusri dengan kepemilikan sebesar 99,9998%.

3.      Perubahan Susunan Dewan Direksi
Pada tahun 2016, terdapat perubahan komposisi dewan direksi. Sehubungan dengan telah di laksanakannya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang tanggal 13 Januari 2016 bertempat di Kantor Pusat PT Pupuk Indonesia (Persero) yang telah dituangkan dalam Surat Keterangan Notaris Lumassia, SH NO.07/I/Not/2016 tanggal 13 Januari 2016. Mulyono Prawiro sebagai Direktur Utama, Filius Yuliandi sebagai Direktur Produksi, Listyawan Adi Pratisto sebagai Direktur Teknik & Pengembangan, Krishna Syarif sebagai Direktur Komersil, M Romli HM sebagai Direktur SDM & Umum.
4.      Perubahan Pengembangan SDM
·    Model pengembangan SDM dalam menghadapi bisnis besar adalah Human Capital Management System (HCMS). Model ini mengapitalisasi dan mengintegrasikan semua sumber daya milik Pusri, sehingga menciptakan sharing money.
·   Knowledge Management System (KMS) yaitu sharing internal dan expert dengan mengundang dari luar, forum manajemen sebagai fasilitas pemimpin tingkat atas (eselon 2 keatas) untuk mengangkat dan mendiskusikan isu strategis yang dialami perusahaan dan bersama mencari solusi demi peningkatan kinerja perusahaan, dan bedah buku sebagai transfer keilmuan, wawasan, dan pengetahuan.
·    Sistem informasi pengembangan (SIO), lengkap dengan kampusnya seperti kampus kompetensi dan kampus kebutuhan kompetensi jabatan. Sistem penilaian prestasi kerja untuk mengukur kinerja yang bersangkutan juga disediakan oleh Pusri.
·    Manajemen talent, untuk mendukung kompleksitas program manajemen yaitu talent selection, talent development, hingga talent review.

5.      Perubahan Teknologi Informasi
·       Aplikasi Host to host dengan pihak ketiga dalam bidang pemasaran pupuk bersubsidi.
·       Penerapan Open Sources dalam infrastruktur dan aplikasi perkantoran.
·       Website PT Pusri dapat memonitor stock pupuk dan memperoleh akses informasi tentang produksi & cash management.
·       Melalui mobile technology dapat meminimalisir resiko kendala distribusi sehingga membuat peningkatan pendapatan dan laba pusri.

6.      Perubahan Pabrik
·     Pabrik PUSRI IB merupakan pabrik yang dibangun sebagai pengganti pabrik PUSRI I yang telah dinyatakan tidak efisien lagi. PUSRI IB memiliki kapasitas produksi 446.000 ton amonia per tahun dan 570.000 ton urea per tahun. Pabrik ini menerapkan teknologi proses pembuatan amonia dan urea hemat energi dengan efisiensi 30% lebih hemat dari pabrik-pabrik PUSRI yang ada. Ruang lingkup Pusri IB mencakup satu unit pabrik amonia berkapasitas 1.350 ton per hari atau 396.000ton per tahun. Satu unit pabrik urea berkapasitas 1.725 ton per hari atau 570.000 ton per tahun dan satu unit utilitas, offsite dan auxiliary.
·      Pabrik Pusri II-B menggantikan Pabrik Pusri-II yang sudah berusia lebih dari 40 tahun. Pabrik Pusri II-B menggunakan teknologi KBR Purifier Technology untuk Pabrik Amonia dan teknologi ACES 21 milik TOYO dan Pusri sebagai Co Licensor untuk Pabrik Urea. Kapasitas Pabrik Amonia 2.000 ton /hari (660.000 ton/tahun) dan kapasitas Pabrik Urea 2.750 ton/hari (907.500 ton/tahun). 



FASE III PEMBEKUAN KEMBALI (REFREEZING)
            Refreezing merupakan tahap dimana perubahan yang terjadi distabilisasi dengan membantu karyawan mengintegrasikan perilaku dan sikap yang telah berubah ke dalam cara yang normal untuk melakukan sesuatu. Hal ini dilakukan dengan memberi karyawan kesempatan untuk menunjukkan perilaku dan sikap baru.

Visi : Menjadi perusahaan pupuk terkemuka tingkat Regional
Misi : Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara efisien, berkualitas, dan memuaskan pelanggan.
            PT Pusri melakukan proyek pengembangan dan revitalisasi. Revitalisasi pabrik, membangun prasarana di antaranya : SPUB (Self Propeller Urea Barge), STG Steam Turbine Generator) Barubara, Pabrik NPK dan ERP. Pabrik NPK Fusion II berteknologi Steam Fused Granulation memperkuat pasokan pupuk NPK di sektor pangan, perkebunan, holtikultura terutama untuk wilayah Sumatra. Kapasitas produksi urea sekitar 8,3 juta ton tidak akan kami tambah lagi dan akan optimal memenuhi kebutuhan domestik dalam rangka ketahanan pangan.
            Teknologi digital yang berkembang, untuk menjangkau seluruh lapisan karyawan, KMS memanfaatkan teknologi digital dengan mengembangkan situs web pusri.co.id dan media sosial (Instagram dan Facebook). Membangun komunikasis agar program kerja KMS dapat di dukung oleh seluruh pekerja dilakukan penunjukan satu perwakilan di tiap unit kerja sebagai Knowledge & Training Representaties.
            PT Pusri berupaya menanamkan dan menumbuhkan budaya sadar risiko melalu pemahaman yang memadai tentang manajemen risiko secara rutin melalui Pelatihan Manajemen Risiko yang berkesinambungan.
            PT Pusri mendistribusikan pupuk urea asli dan kualitas terbaik. Kualitas pupuk urea dari Pusri sesuai Standar Nasional Indonesia. PT Pusri melakukan perluasan pasar dengan berbagai cara, mengoptimalkan promosi dan penjualan produk ritel tersebut telah diupayakan dengan pembuatan took pertanian Pusri Mart sebagai outlet yang menjual produk ritel di wilayah Sumbagsel, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, & Kalimantan Barat.
Mengirim pupuk nonsubsidi ke Jateng, Kalbar, Lampung, Sumsel, Babel, Sumut, Bengkulu, Riau dan Sumbar. Sedangkan untuk pupuk subsidi ke Jateng, Kalbar, Lampung, Babel, dan Sumsel. Selain itu pasar domestic, Pusri juga mengekspor urea ke beberapa negara Asia Tenggara salah satunya ke Filipina.