Analisis
Proses Perubahan Perusahaan
Teori
Kurt Lewin
PT.
PUSRI
Model Perubahan Kurt Lewin
Kurt Lewin (1951)
mengembangan model perubahan terencana yang disebut force-field model
yang menekankan kekuatan penekanan. Model ini dibagi dalam tiga tahap, yang
menjelaskan cara-cara mengambil inisiatif, mengelola dan menstabilkan proses
perubahan, yaitu: unfreezing, changing atau moving dan refreezing.
FASE I PENCAIRAN (UNFREEZING)
Pencairan
merupakan tahap pertama yang fokus pada penciptaan motivasi untuk berubah.
Pencairan merupakan usaha perubahan untuk mengatasi resistensi individual dan
kesesuaian kelompok. Proses pencairan merupakan adu kekuatan antara faktor
pendorong dan faktor penghalang bagi perubahan status quo. Pencairan
dimaksudkan agar seseorang tidak terbelenggu oleh keinginan untuk
mempertahankan status quo dan bersedia membuka diri.
Masalah utama
dalam industri pupuk adalah distribusi, sehingga ketika distribusinya bermasalah,
maka terjadi kelangkaan. Produsen menilai tidak maksimalnya penyerapan pupuk organik
bersubsidi selama empat tahun terakhir di sebabkan oleh faktor kenaikan harga
jual, kebiasaan petani yang sulit diubah, dan minimnya upaya promosi.
Persaingan
industri pupuk semakin ketat, karena banyak pabrik baru di luar negeri
diuntungkan degan harga gas yang lebih murah sehingga harga mereka lebih
kompetitif. Produsen menilai tidak maksimalnya penyerapan pupuk organik
bersubsidi di sebabkan oleh faktor kenaikan harga jual, kebiasaan petani yang
sulit diubah dan minimnya upaya promosi.
Kondisi empat
pabrik tersebut rata-rata usianya 35 tahun ke atas, idealnya usia pabrik pupuk
maksimal 20 tahun. Infrastuktur yang minim sehingga terkendala dalam pemasaran
pada pupuknya. Pedangkalan alur sungai musi. Minimnya infrastruktur di
Pelabuhan Boom Baru.
FASE II MENGUBAH (CHANGING
ATAU MOVING)
Changing
atau moving merupakan tahap pembelajaran di mana karyawan diberi informasi
baru, model perilaku baru, atau cara baru dalam melihat sesuatu. Tujuannya
adalah membantu karyawan dalam mempelajari konsep atau titik pandang baru.
1. Perubahan Nama
PT
Pupuk Sriwidjaja atau PT Pusri (Persero) resmi berganti nama menjadi PT
Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai nama induk perusahaan pupuk yang
baru, menggantikan nama PT Pusri (Persero). PT Pupuk Indonesia Holding Company
(PIHC) yang membawahi 10 perusahaan termasuk PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang tetap menggunakan brand dan merk dagang Pusri.
2. Perubahan Logo
Perubahan logo perusahaan
dari PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) menjadi PT Pupuk Indonesia (Persero) dengan
logo pupuk Indonesia Holding Company, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum
dan HAM No AHU-17695.AH.01.02 tahun 2012, 5 April 2012. Sementara nama dan logo
baru tersebut telah terdaftar merek dagang; D0021217169-16 April 2012, yang
diresmikan tanggal 18 April 2012.
3. Perubahan Kemasan
Perubahan kemasan yang dilakukan oleh PT.
Pusri yaitu dengan mengubah karung atau kemasan pupuk urea Pusri menjadi pupuk
urea Indonesia.
1. Perubahan Ukuran
kemasan
Inovasi
ukuran kemasan kantong pupuk Urea & NPK yaitu yang sebelumnya hanya
tersedia 50 Kg dan kemasan ritel dengan ukuran 1 Kg, 5 Kg, 10 Kg & 25 Kg.
2. Perubahan Struktur
Kepemilikan Saham
PT
Pupuk Indonesia (persero) merupakan pemegang saham utama dan pengendali Pusri
dengan kepemilikan sebesar 99,9998%.
3. Perubahan Susunan
Dewan Direksi
Pada
tahun 2016, terdapat perubahan komposisi dewan direksi. Sehubungan dengan telah
di laksanakannya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang tanggal 13 Januari 2016 bertempat di Kantor Pusat PT Pupuk
Indonesia (Persero) yang telah dituangkan dalam Surat Keterangan Notaris
Lumassia, SH NO.07/I/Not/2016 tanggal 13 Januari 2016. Mulyono Prawiro sebagai
Direktur Utama, Filius Yuliandi sebagai Direktur Produksi, Listyawan Adi
Pratisto sebagai Direktur Teknik & Pengembangan, Krishna Syarif sebagai
Direktur Komersil, M Romli HM sebagai Direktur SDM & Umum.
4. Perubahan Pengembangan
SDM
· Model pengembangan SDM dalam menghadapi bisnis besar
adalah Human Capital Management System (HCMS).
Model ini mengapitalisasi dan mengintegrasikan semua sumber daya milik Pusri,
sehingga menciptakan sharing money.
· Knowledge
Management System (KMS) yaitu sharing internal dan expert dengan
mengundang dari luar, forum manajemen sebagai fasilitas pemimpin tingkat atas
(eselon 2 keatas) untuk mengangkat dan mendiskusikan isu strategis yang dialami
perusahaan dan bersama mencari solusi demi peningkatan kinerja perusahaan, dan
bedah buku sebagai transfer keilmuan, wawasan, dan pengetahuan.
· Sistem informasi pengembangan (SIO), lengkap dengan
kampusnya seperti kampus kompetensi dan kampus kebutuhan kompetensi jabatan.
Sistem penilaian prestasi kerja untuk mengukur kinerja yang bersangkutan juga
disediakan oleh Pusri.
· Manajemen talent,
untuk mendukung kompleksitas program manajemen yaitu talent selection, talent development, hingga talent review.
5. Perubahan
Teknologi Informasi
· Aplikasi Host to
host dengan pihak ketiga dalam bidang pemasaran pupuk bersubsidi.
· Penerapan Open Sources dalam infrastruktur dan aplikasi
perkantoran.
· Website PT Pusri dapat memonitor stock pupuk dan
memperoleh akses informasi tentang produksi & cash management.
· Melalui mobile technology dapat meminimalisir resiko
kendala distribusi sehingga membuat peningkatan pendapatan dan laba pusri.
6. Perubahan Pabrik
· Pabrik PUSRI IB merupakan pabrik yang
dibangun sebagai pengganti pabrik PUSRI I yang telah dinyatakan tidak efisien
lagi. PUSRI IB memiliki kapasitas produksi 446.000 ton amonia per tahun dan
570.000 ton urea per tahun. Pabrik ini menerapkan teknologi proses pembuatan
amonia dan urea hemat energi dengan efisiensi 30% lebih hemat dari
pabrik-pabrik PUSRI yang ada. Ruang lingkup Pusri IB mencakup satu unit pabrik
amonia berkapasitas 1.350 ton per hari atau 396.000ton per tahun. Satu unit
pabrik urea berkapasitas 1.725 ton per hari atau 570.000 ton per tahun dan satu
unit utilitas, offsite dan auxiliary.
· Pabrik Pusri II-B menggantikan Pabrik
Pusri-II yang sudah berusia lebih dari 40 tahun. Pabrik Pusri II-B menggunakan
teknologi KBR Purifier Technology untuk Pabrik Amonia dan teknologi ACES 21
milik TOYO dan Pusri sebagai Co Licensor untuk Pabrik Urea. Kapasitas Pabrik
Amonia 2.000 ton /hari (660.000 ton/tahun) dan kapasitas Pabrik Urea 2.750
ton/hari (907.500 ton/tahun).
FASE III PEMBEKUAN KEMBALI
(REFREEZING)
Refreezing
merupakan tahap dimana perubahan yang terjadi distabilisasi dengan membantu
karyawan mengintegrasikan perilaku dan sikap yang telah berubah ke dalam cara
yang normal untuk melakukan sesuatu. Hal ini dilakukan dengan memberi karyawan
kesempatan untuk menunjukkan perilaku dan sikap baru.
Visi : Menjadi perusahaan pupuk terkemuka tingkat Regional
Misi : Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara
efisien, berkualitas, dan memuaskan pelanggan.
PT
Pusri melakukan proyek pengembangan dan revitalisasi. Revitalisasi pabrik,
membangun prasarana di antaranya : SPUB (Self Propeller Urea Barge), STG Steam
Turbine Generator) Barubara, Pabrik NPK dan ERP. Pabrik NPK Fusion II
berteknologi Steam Fused Granulation memperkuat pasokan pupuk NPK di sektor pangan,
perkebunan, holtikultura terutama untuk wilayah Sumatra. Kapasitas produksi
urea sekitar 8,3 juta ton tidak akan kami tambah lagi dan akan optimal memenuhi
kebutuhan domestik dalam rangka ketahanan pangan.
Teknologi digital yang berkembang, untuk menjangkau
seluruh lapisan karyawan, KMS memanfaatkan teknologi digital dengan mengembangkan
situs web pusri.co.id dan media sosial (Instagram dan Facebook). Membangun
komunikasis agar program kerja KMS dapat di dukung oleh seluruh pekerja
dilakukan penunjukan satu perwakilan di tiap unit kerja sebagai Knowledge &
Training Representaties.
PT Pusri berupaya menanamkan dan menumbuhkan budaya sadar
risiko melalu pemahaman yang memadai tentang manajemen risiko secara rutin
melalui Pelatihan Manajemen Risiko yang berkesinambungan.
PT Pusri mendistribusikan pupuk urea asli dan kualitas
terbaik. Kualitas pupuk urea dari Pusri sesuai Standar Nasional Indonesia. PT
Pusri melakukan perluasan pasar dengan berbagai cara, mengoptimalkan promosi
dan penjualan produk ritel tersebut telah diupayakan dengan pembuatan took pertanian
Pusri Mart sebagai outlet yang menjual produk ritel di wilayah Sumbagsel, Jawa
Tengah, DI Yogyakarta, & Kalimantan Barat.
Mengirim pupuk
nonsubsidi ke Jateng, Kalbar, Lampung, Sumsel, Babel, Sumut, Bengkulu, Riau dan
Sumbar. Sedangkan untuk pupuk subsidi ke Jateng, Kalbar, Lampung, Babel, dan
Sumsel. Selain itu pasar domestic, Pusri juga mengekspor urea ke beberapa
negara Asia Tenggara salah satunya ke Filipina.